Pattimura, Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional dari Maluku
Perjalanan hidupnya sebagai seorang Pahlawan Nasional Indonesia dimulai ketika Belanda datang ke tanah Maluku dan melakukan berbagai penyerangan bersama para pahlawan Maluku lainnya.
Asal-usul Pattimura: Dari Keluarga Bangsawan
Pattimura kecil lahir dengan nama asli Thomas Matulessy di Saparua Maluku, pada 8 Juni 1783 dari pasangan Frans Matulessy dan Fransina Silahoi yang masih berasal dari leluhur Matulessy. Keluarga Matulessy yang merupakan bangsawan ini memeluk agama Kristen Protestan yang membuat banyak yang mengira dirinya beragama kristen.
Ia memiliki adik laki-laki bernama Yohannis. Nama Thomas dan Yohannis sendiri diambil dari Alkitab. Selain itu, ikutip dari beberapa sumber, Pattimura memilih untuk tidak menikah.
Perjalanan Hidup Pattimura, Pernah Bergabung dengan Militer Inggris
Sebagai seorang pahlawan nasional, Pattimura memiliki perjuangan dan perjalanan hidup yang panjang untuk Indonesia terutama pada masa abad ke 17 dan 18. Ia memulai karir militer dengan bergabung bersama kesatuan militer Inggris. Alasan kuat yang dimilikinya untuk menjadi bagian dari mereka dan untuk menjaga tanah Maluku membuat Pattimura punya keinginan yang gigih. Serangkaian tes dan latihan ia jalani hingga tujuh tahun berkarir di militer hingga mendapatkan pangkat Sersan Mayor dan membuat marganya berubah dari Matulessy menjadi Matulessia.
Aktif Melawan VOC bersama Rakyat Maluku
Selain menjadi bagian dari militer Inggris, Thomas Matulessy juga aktif melakukan perlawanan terhadap VOC bersama rakyat Maluku lainnya. Perlawanan terhadap Belanda (VOC) ini terjadi karena praktik penindasan kolonialisme yang dilakukan yang mereka lakukan seperti monopoli perdagangan, kerja paksa dan penindasan lainnya yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Maluku dari segi ekonomi, sosial, bahkan politik.
Berkat perjuangannya, ia dikukuhkan sebagai “Kapitan Besar” pada 7 Mei 1817 untuk bersama dengan pejuang lainnya melakukan perlawanan terhadap Belanda yang semakin memaksakan kekuasaannya.
Dengan bulatnya tekad untuk melawan penjajahan Belanda, pasukan yang dipimpin Kapitan Pattimura berhasil menduduki benteng Duurstede pada 15 Mei 1817. Hal ini lah yang membuat keputusan untuk mengadakan rapat raksasa yang dikenal dengan Proklamasi Portho Haria di Negeri Haria, berisi dari 14 pasal pernyataan dan ditandatangani oleh 21 Raja Patih dari pulau Saparua dan Nusalaut membuat semangat proklamasi ini muncul hingga Maluku Utara.
heheeehe rawrrrrrrrrrrrrrrrr,
BalasHapus